Dapat Menyerang Mata Hingga Jantung, Ini Dia Komplikasi Diabetes Melitus
May 18, 2020

Diabetes termasuk diabetes melitus masih menjadi penyakit yang mengintai masyarakat global. Menurut data dari WHO pada 2016, jumlah kasus dan prevalensi diabetes melitus terus meningkat. Dengan demikian, diabetes melitus menjadi salah satu penyakit tak menular yang menjadi prioritas untuk diatasi.
Diabetes melitus disebabkan oleh masalah pada hormon insulin, yang berperan dalam penggunaan gula untuk dirubah menjadi energi. Masalah pada hormon insulin tersebut, seperti kurangnya kadar hormon insulin yang diproduksi tubuh, atau hormon tersebut tidak bekerja sebagaimana mestinya atau yang kita sebut sebagai Resistensi Insulin. Kondisi ini mengakibatkan tingginya kadar gula di dalam darah.
Apabila tidak ditangani dengan segera, diabetes melitus juga dapat menyebabkan beberapa komplikasi, yang terbagi atas dua penggolongan. Pertama, komplikasi makrovaskular yang terjadi pada pembuluh darah besar. Kedua, komplikasi mikrovaskular yang merusak pembuluh darah kecil.
Komplikasi diabetes melitus mikrovaskular
Ada berbagai organ penting yang dapat diserang, jika Anda mengalami komplikasi diabetes melitus mikrovaskular. Organ tersebut yakni mata (retinopati diabetik), ginjal (nefropati diabetik), dan saraf (neuropati diabetik).
Berikut ini jenis-jenis komplikasi diabetes melitus, yang menyerang pembuluh darah kecil.
- Nefropati diabetik pada ginjal
Pada penderita diebetes, kadar gula dalam darah yang tinggi, dapat memicu hipertensi. Tekanan darah tinggi memicu tekanan pada ginjal juga meningkat.
Yang harus diwaspadai, gejala pada tahap awal nefropati diabetik kerap tak dirasakan oleh penderitanya. Namun, pada kondisi yang lebih parah, beberapa tanda akan muncul. Tanda tersebut seperti tekanan darah yang memburuk, hingga adanya pembengkakan di kaki, mata, tangan, dan anggota tubuh lain.
- Retinopati diabetik pada mata
Layaknya pada nefropati diabetik, penderita retinopati diabetik mungkin tak mengalami gejala sama sekali. Setelah waktu berselang, komplikasi diabetes melitus ini dapat menyebabkan munculnya titik hitam saat melihat, penglihatan kabur, serta adanya kesulitan saat mengindentifikasi warna.
- Neuropati diabetik pada saraf
Neuropati diabetik dibagi atas beberapa macam. Di antara semuanya, neuropati peripheral paling umum terjadi. Komplikasi ini menyerang saraf di anggota gerak.
Ada berbagai gejala yang dapat dirasakan oleh penderita neuropati diabetik. Beberapa di antaranya, yakni sensitivitas pada kulit, kehilangan refleks, mati rasa, kesemutan, serta kehilangan kemampuan koordinasi tubuh.
Komplikasi diabetes melitus makrovaskular
Selain mikrovaskular, komplikasi diabetes melitus juga dapat menyerang pembuluh darah besar. Komplikasi ini disebut dengan komplikasi makrovaskular.
Pada diabetes melitus, kadar gula darah yang tinggi dapat menumpuk di pembuluh darah. Sehingga, pembuluh darah pun mengalami penyumbatan, yang dikenal dengan istilah aterosklerosis. Penyumbatan tersebut memicu aliran darah juga terhambat, yang dapat menimbulkan berbagai komplikasi makrovaskular. Komplikasi tersebut, misalnya:
- Serangan jantung, akibat terganggunya aliran darah ke jantung
- Stroke, karena aliran darah ke otak terhambat
- Gangguan anggota gerak, yang menyebabkan munculnya rasa sakit serta turunnya kemampuan pemulihan terhadap infeksi
Bagaimana mencegah komplikasi diabetes melitus?
Mencegah diabes melitus itu sendiri, menjadi cara terbaik agar terhindar dari komplikasinya. Sebagian faktor risiko diabetes melitus, bisa Anda Anda hindari dengan menjalani gaya hidup yang sehat.
Mengonsumsi makanan sehat menjadi gaya hidup yang harus Anda mulai lakukan. Anda juga disarankan mengurangi asupan gula dan karbohidrat sederhana, lebih rajin untuk mengonsumsi serat, tidak makan secara berlebihan, serta mengurangi konsumsi makanan berproses.
Anda pun sebaiknya mencari makanan yang kaya dengan vitamin D, untuk mengontrol gula darah. Salah satu sumber vitamin D yakni ikan berlemak baik. Jangan lupa juga untuk menjadikan air putih sebagai minuman utama, serta mulai mencoba rutin minum teh dan kopi, dengan takaran yang wajar.
Jauhi kebiasaan merokok. Kebiasaan buruk ini tidak memberikan manfaat apapun untuk Anda. Malahan, dapat memicu beragam penyakit dan gangguan medis, termasuk diabetes melitus. Lebih aktif berolahraga dan bergerak, dan menurunkan berat badan jika tergolong obesitas, juga perlu dilakukan.
Review :
dr. Roy Hardjalukita, SpPD
RS Columbia Asia Semarang