Kenali Gejala dan Ciri-ciri Gangguan Pendengaran Pada Anak

March 03, 2021
        

Pendengaran yang baik sangat penting untuk proses komunikasi, sosialisasi, mendapatkan pekerjaan, mempengaruhi ekonomi dan emosional. Pada bayi dan anak pendengaran  sangat penting untuk proses belajar berbicara, berbahasa, kognitif dan emosional sehingga mempengaruhi masa depannya. Telinga sebagai organ pendengaran harus dijaga kebersihan dan kesehatannya dengan menghindari dari penyakit infeksi, menghindari paparan bising (menggunakan alat pelindung telinga bila bekerja di tempat paparan bising), tidak mengkonsumsi obat tanpa anjuran dokter, serta melakukan pemeriksaan kebersihan dan kesehatan telinga secara rutin minimal 6 bulan sekali di dokter THT.

Sebanyak 360 juta (5,3%) penduduk dunia terkena gangguan pendengaran, setengahnya berada di Asia Tenggara termasuk Indonesia, yang menduduki tempat ke 4 setelah Sri Lanka, Myanmar dan India. Data Indonesia menunjukkan prevalensi ketulian 4,6, populasi tertinggi di kelompok usia sekolah (7-18 tahun). Tanggal 3 Maret diperingati sebagai Hari Kesehatan Telinga dan Pendengaran Sedunia. Tujuan dari adanya peringatan hari kesehatan telinga dan pendengaran ini adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bagaimana mencegah gangguan pendengaran dan ketulian. Deteksi dini, habilitasi dan rehabilitasi gangguan pendengaran sesegera mungkin merupakan hal yang sangat penting agar dampak dari gangguan pendengaran juga dapat dihindari. Deteksi dini bayi dengan gangguan pendengaran dapat dilakukan sejak usia 2x24 jam kelahiran. Deteksi dan tatalaksana gangguan pendengaran sesegera mungkin harus dilakukan agar anak mempunyai kemampuan yang sama dalam berbicara dan berbahasa dengan anak dengan pendengaran normal. 

Jadi, mari kita tingkatkan kepedulian akan kesehatan telinga, karena pendengaran penting bagi kita.  Mulai lakukan Screening, Rehabilitasi, dan Komunikasi!

Artikel ini telah direview oleh : 
Dr. dr. Devira Zahara, SpTHT-KL(K)

Jam Praktek : 
Senin-Sabtu : 16.30 - 20.00 WIB