Mitos Tentang Kusta Yang Harus Kamu Ketahui

June 02, 2020

Sahabat #RSColumbiaAsia sudah tahukah Anda terkait penyakit kusta? Apakah Anda penasaran dan ingin tahu lebih detail terkait mitos-mitos dan fakta terkait Kusta?
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkapkan, Indonesia menjadi negara dengan pasien kusta terbanyak ketiga di dunia. Kusta merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Leprae yang dapat menular melalui udara. Bakteri ini menyerang bagian kulit, saraf kapiler dan saluran pernafasan atas dan mata.
Penyakit kusta terbagi menjadi dua kategori, yaitu kusta kering (Pausi Basiler/PB) dan kusta basah (Multi Basiler/MB). Keduanya memiliki ciri dan gejala yang berbeda. Kusta kering ditandai dengan munculnya bercak putih kering dan muncul di beberapa area kulit tubuh, tanda-tanda tersebut terlihat seperti penyakit panu, kusta kering tidak menular. Sedangkan kusta basah ditandai dengan munculnya bercak putih dengan bagian tepinya berwarna kemerahan, bila disentuh mati rasa dan mudah menular kepada orang lain.
Berdasarkan gejala dan ciri-ciri tersebut, dr. Ida mengungkapn ciri-ciri lainnya seperti:
  1. Adanya penurunan berat badan secara signifikan
  2. Rambut rontok
  3. Persendian terasa nyeri
  4. Berubahnya bentuk wajah
  5. Otot melemah atau yang paling parang megalami kelumpuhan
  6. Muncul luka dan bisul tapi tidak menimbulkan rasa sakit
  7. Muncul ruam-ruam
  8. Berat badan menurun
  9. Hidung tersumbat dan mimisan
Meskipun penyakit kusta sudah banyak dijelaskan oleh bagian medis, pada faktanya penyakit tersebut masih dikelilingi stigma buruk masyarakat seperti penyakit yang mengerikan, penyakit kutukan ataupun stigma lainnya. Mitos terkait penyakit tersebut masih berkembang di tengah masyarakat, diantaranya yaitu:
  1. Kusta adalah penyakit kutukan
Seringkali masyarakat memberikan stigma bahwa kusta adalah penyakit kutukan. Padahal faktanya, kusta adalah penyakit menular atau infeksi menahun yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Leprae. Bakteri tersebut menginfeksi tubuh dengan cara masuk melalui permukaan kulit atau lender saluran pernafasan yang dapat menyerang kulit dan saraf tepi, sehingga apabila penyakit kusta terlambat diobati maka dapat menyebabkan cacat permanen. Jadi, kusta bukanlah penyakit kutukan atau guna-guna.
  1. Kusta adalah penyakit keturunan
Stigma tersebut terjadi karena apabila di dalam sebuah keluarga terdapat anggota keluarga yang mengidap penyakit sakit kusta dan melakukan kontak secara terus-menerus dengan intensitas yang dilakukan setiap hari, maka anggota keluarga tersebut dapat tertular penyakit kusta. Namun, apabila intensitas pertemuannya singkat, maka penyakit kusta tidak begitu mudah menular. Faktanya sebagian besar orang tidak akan terkena penyakit kusta karena memiliki daya tahan tubuh yang kuat. Centers for Disease Control and Prevention (CDC), menyatakan bahwa 95 persen orang tubuhnya mampu melawan bakteri penyebab kusta sehingga tak menyebabkan penyakit ini muncul. Berbeda dengan intensitas yang dilakukan oleh keluarga setiap harinya.
  1. Kusta tidak dapat disembuhkan
Meskipun penyakit kusta merupakan penyakit menahun dan pengobatannya membutuhkan waktu yang sangat lama. Namun, pada faktanya penderita kusta dapat disembuhkan secara total apabila mendapat penanganan yang tepat dan cepat, yaitu dengan melakukan terapi multiobat (Multi Drug Therapy/MDT) yang mendapatkan pengawasan dari dokter secara langsung selama 6-24 bulan ataupun dengan mengkonsumsi obat Dapson dan Lampren yang juga mendapatkan pengawasan dari dokter secara langsung selama 6-24 bulan.
  1. Kusta menyerang lansia
Mitos mengatakan bahwa kusta hanya dapat menyerang manusia lanjut usia, padahal faktanya penyakit kusta dapat menyerang siapapun dengan tidak memandang kelompok umur, baik itu anak-anak, remaja dan dewasa.
  1. Kusta bisa membuat jari kaki dan tangan hilang
Faktanya, apabila orang mengidap penyakit kusta memang jari tangan dan kakinya terlihat tidak normal. Hal tersebut disebabkan adanya infeksi bakteri yang menyerang bagian jari kaki dan tangan, sehingga membuat jari kaki dan tangan tersebut terasa kaku sehingga apabila jari kaki dan jari tangan tersebut luka hingga menumbuhkan borok yang parah, maka bagian tubuh tersebut akan diamputasi.
  1. Kusta mudah menular
Faktanya, penularan bakteri pada penyakit kusta tidak semudah hanya dengan melakukan kontak fisik ataupun melalui udara. Namun penularan yang pasti terjadi adalah seberapa sering intensitas dan frekuensi melakukan kontak fisik dan udara dengan pengidap penyakit kusta. Apabila intensitas dan frekuensinya sering maka akan ada kemungkinan dapat menular, namun apabila intensitas dan frekuensinya hanya sekali maka penyakit tersebut tidak dapat menular dengan cara yang mudah.
 
Nah, Sahabat #RSColumbiaAsia setelah beberapa pemaparan yang telah dijelaskan. Kini Anda tidak perlu lagi resah dan percaya akan mitos-mitos terkait penyakit kusta yang berkembang di masyarakat umum. Dan apabila ada seseorang yang mengidap penyakit kusta, sebaiknya bukan justru menjauhi orang tersebut. Melainkan dukung orang tersebut agar tetap berjuang dalam kesembuhan. Selain itu, penting sekali bagi Anda untuk tetap menjaga kebersihan dan kesehatan daya tahan tubuh agar terhindar dari infeksi bakteri Mycobacterium Leprae yang menyebabkan penyakit kusta.

 
Telah di review dr. Ida Rohriani Damanik dari RS. Columbia Asia Medan