Tahukah Anda, Seberapa Penting Deteksi Dini Penyakit Kanker ?

February 11, 2021

Kanker merupakan salah satu penyakit berbahaya. Mengapa demikian? Karena pada stadium awal, kanker umumnya tidak bergejala sehingga sulit terdeteksi. Oleh karena itu, deteksi kanker sejak dini penting untuk dilakukan agar dapat segera ditangani secara baik dengan tenaga kesehatan yang sesuai dengan bidangnya.

Deteksi awal dianjurkan untuk dilakukan secara berkala, terutama bagi orang-orang yang berisiko tinggi menderita kanker tertentu.
Deteksi dini itu bisa dilakukan sebelum ada gejala atau setelah ada gejala awal yang tidak biasa seperti pendarahan yang abnormal, adanya benjolan, suara serak yang tidak kunjung hilang, gangguan pencernaan secara terus-menerus, luka yang tidak sembuh-sembuh.

Tahapan Deteksi Dini Kanker
Pada umumnya, deteksi dini hampir sama untuk setiap jenis kanker, baik itu kanker payudara, kanker paru, atau kanker hati. Berikut adalah tes-tes atau pemeriksaan yang dilakukan untuk cek kanker secara dini.

1. Anamnesis dan Pemeriksaan fisik

Anamnesis dan pemeriksaan fisik menjadi tahap pertama dalam deteksi dini kanker. Pada tahap ini, pasien diharapkan dapat memberikan informasi segala keluhan yang dialami pada dokter, seperti adanya benjolan, perubahan warna kulit, atau pembengkakan.

2. Tes laboratorium

Tahap berikutnya yaitu pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan laboratorium adalah cara untuk mengetahui kadar senyawa atau komposisi tubuh, yang meliputi pemeriksaan urine, darah, dan cairan tubuh lainnya. Terkadang, tes laboratorium tidak hanya meliputi cairan tubuh, tetapi juga pengambilan sampel jaringan untuk memastikan ada tidaknya senyawa yang mensinyalir tumor dalam tubuh.

3. Tes pencitraan

Selanjutnya, adalah tes pencitraan. Tes pencitraan akan menampilkan gambaran dalam tubuh guna mengetahui keberadaan tumor. Pada tahap ini, dokter akan menggunakan berbagai tes pencitraan, seperti x-rayct-scanultrasoundMRI atau magnetic resonance imaging, pemeriksaan tulang, pemeriksaan nuklear, dan PET.

4. Biopsi

Umumnya, biopsi dilakukan untuk menentukan apakah kelainan yang dirasakan pasien itu adalah malignan (ganas) atau benign (jinak). Biopsi adalah pengambilan sampel jaringan tubuh dan memeriksanya di bawah mikroskop untuk dilakukan berbagai tes pada jaringan yang diambil tersebut. Jenis-jenis biopsi histopatologi ada 3 yaitu biopsi insisi, biopsy eksisi, dan core biopsy. Setelah biopsi juga bisa dilakukan melalui operasi.

Artikel ini telah di review oleh : 
dr. Heny Syahrini, M.Ked(PD), Sp.PD-KHOM, FINASIM
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Hemato Onkologi 
RS Columbia Asia Medan 
Jadwal Praktek : 
Senin - Kamis : 13.00 - 15.00
Jumat : 08.00 - 10.00