Tahukah Anda Tentang Osteoporosis? Yuk Kenali Gejala & Penanganannya!

May 29, 2022

Apa itu osteoporosis?

Osteoporosis kerap dikenal orang sebagai penyakit tulang keropos. Berdasarkan kata-katanya, osteo berarti tulang, dan porosis berarti berrongga. Penyakit ini adalah kondisi dimana tulang menjadi berongga kehilangan kepadatannya, sehingga rentan untuk patah. Seringkali kondisi ini tidak memberikan keluhan sampai terjadi patah tulang. Gejala lain yang biasa ditemukan dapat berupa nyeri tidak spesifik pada tulang dan otot, nyeri punggung, hingga punggung yang bongkok.

Penyebab keropos

Pada tubuh kita terdapat dua macam sel tulang: osteoblas yang berfungsi membangun tulang, dan osteoklas yang berfungsi membongkar tulang. Keduanya bekerja silih berganti secara harmonis dan seimbang untuk membentuk tulang yang kuat sesuai bentuknya. Pada kondisi osteoporosis, kerja dari osteoklas melebihi osteoblas, sehingga tulang terbentuk namun tidak padat. Ibarat membangun rumah dengan budget terbatas, dari luar mungkin tampak indah tapi mudah bocor, pondasi rapuh dan tidak tahan lama. Metabolisme tulang dipengaruhi oleh berbagai kondisi, antara lain hormon estrogen, kalsium, vitamin D, stimulasi mekanik (keaktifan bergerak), efek samping obat, rokok, dan alkohol.
 

Siapa yang rentan terkena?

Seiring dengan meningkatnya usia harapan hidup, meningkat pula populasi geriatri (lanjut usia) di dunia. Sekitar 200 juta orang di dunia menderita osteoporosis saat ini. Setidaknya sekitar 40% wanita dan 15-30% pria. Penyakit osteoporosis menyerang wanita 4 kali lebih sering dibandingkan dengan pria. Hal ini terjadi karena wanita mengalami periode menopause, yang dimana terjadi kehilangan hormon estrogen dan meningkatkan resiko osteoporosis.  Berdasarkan data penelitian epidemiologi di tahun 2006, kejadian osteoporosis di Indonesia memiliki tren meningkat seiring bertambahnya usia baik pada wanita maupun pria. Peningkatan ini pun juga lebih besar terjadi pada wanita.
Ada dua macam faktor resiko osteoporosis, yakni faktor resiko yang dapat kita ubah dan faktor resiko yang tidak dapat diubah. Faktor resiko yang dapat diubah antara lain adalah:
  • Aktivitas fisik yang kurang
  • Kurangnya asupan kalsium
  • Kurang asupan protein
  • Kurangnya vitamin D (baik dari asupan makanan maupun paparan sinar matahari)
  • Tingginya konsumsi minuman alcohol dan/atau yang mengandung kafein
  • Kebiasaan merokok
  • Rendahnya hormon estrogen
  • Konsumsi obat rutin seperti golongan steroid
Faktor resiko yang tidak dapat diubah antara lain
  • Riwayat keluarga
  • Jenis kelamin perempuan
  • Usia lanjut (geriatri)
  • Ras asia dan kaukasia
  • Menopause
  • Ukuran badan
 

Saya pria, jadi saya lebih aman dari osteoporosis?

Laki-laki mulai mengalami penurunan kepadatan tulang sejak usia 50, walaupun tidak sepesat wanita diusia menopause. Pada usia 65-70 tahun, tingkat penurunan masa tulang antara pria dan wanita menjadi sama. Demikian juga kemampuan tubuh menyerap kalsium dan nutrisi lain yang penting untuk tulang. Osteoporosis pada pria usia dibawah 70 tahun lebih sering disebabkan oleh penyebab sekunder, antara lain gaya hidup, penyakit, atau obat-obatan. Gaya hidup yang memicu osteoporosis antara lain kurang olahraga, minum alkohol dan/atau merokok. Penyakit penyebab tulang keropos antara lain osteogenesis imperfect, tumor, ankylosing spondylitis, artritis rheumatoid, hipogonad, hiperkalsiuria, kelainan tiroid, penyakit kronis yang melibatkan ginjal, paru dan pencernaan. Obat yang paling sering menyebabkan osteoporosis bila dikonsumsi rutin adalah golongan glukokortikoid, obat kejang, atau yang bersifat imunosupresif.
 

Bagaimana diagnosa osteoporosis?

Osteoporosis biasa tidak bergejala sampai terjadi nyeri karena patah tulang. Gejala lain dapat berupa postur tubuh yang membongkok. Pemeriksaan rontgen dapat secara kasar memperkirakan osteoporosis, namun tidak akurat dan tepat. Alat DEXA (dual-energy xray absorptiometry) merupakan alat yang dipakai untuk pemeriksaan bone mineral density (BMD). Pemeriksaan ini dapat mengukur kekuatan tulang pada area-area yang rentan osteoporosis, aman dan tidak menimbulkan rasa sakit.
 

Patah tulang akibat keropos

Orang dengan diagnosis osteoporosis memiliki resiko sekitar 80% terkena patah tulang. Kejadian patah tulang yang paling sering disebabkan tulang yang keropos adalah patah pada pinggang (vertebra lumbal 1-5), area panggul (neck femur), dan pergelangan tangan (distal radius). Setiap tahunnya ada lebih dari 8.9 juta kasus patah tulang karena osteoporosis di dunia. Hampir 75% pasien diatas usia 65 tahun menderita patah tulang karena osteoporosis. Berdasarkan data dari WHO di tahun 2011, insiden patah panggul di Indonesia paling banyak terjadi pada wanita di usia 95-99 tahun. Sedangkan pada pria terbanyak pada usia 90-94 tahun.
 

Pencegahan osteoporosis

Pencegahan tulang keropos dapat dilakukan dengan menangani faktor resiko yg dapat diubah. Cukupi asupan kalsium dengan konsumsi makanan yang tinggi kalsium setiap hari, dan juga mencukupi asupan vitamin D dengan berjemur sinar matahari dan suplemen. Makanan yang tinggi kalsium antara lain susu, keju, sayuran hijau (seperti kale, brokoli, bok choy), kacang almond, kedelai, tempe, sarden, salmon, tahu, roti, pasta, sereal, jus jeruk. Vitamin D diperlukan untuk membantu penyerapan kalsium oleh tubuh. Walaupun ada nilai asupan minimal vitamin D yang berbeda-beda untuk setiap usia, asupan optimal vitamin D yang disarankan untuk usia >5 tahun adalah 1000 IU per hari.

 
 

Kandungan nutrisi lain yang juga berkontribusi untuk kesehatan tulang antara lain:
  • Fosfor (produk susu dan daging)
  • Magnesium (sayuran hijau, alpukat, pisang, kacang-kacangan)
  • Vitamin K (sayuran hijau, brokoli, kol, kubis)
  • Vitamin C (buah jeruk, sitrus, tomat, dan sayur-sayuran)
  • Vitamin A (ati ayam, telur, mentega, wortel, sayur hijau)
Perbanyak aktivitas fisik untuk menstimulasi tulang anda membentuk sel tulang yang baru, dengan olahraga bertumpu beban badan. Salah satu olahraga yang paling sederhana jika sudah lanjut usia adalah dengan banyak berjalan. Olahraga lain yang cocok untuk memperkuat tulang adalah olahraga yang menjaga keseimbangan seperti tai chi, dan memperkuat otot punggung. Hindari merokok, minum alkohol, dan minuman-minuman yang mengandung kafein, seperti kopi atau kola. Jika Anda memiliki garis keturunan osteoporosis, lakukan pemeriksaan dini ke dokter saat Anda memasuki masa menopause.
Pencegahan osteoporosis perlu dilakukan sedini mungkin, bahkan mungkin sejak bayi dalam kandungan. Hal paling sederhana adalah dengan menabung kalsium di tulang. Oleh karena itu, dukungan keluarga, peranan orang tua juga sangat penting dalam menentukan gaya hidup anak-anaknya disamping dirinya sendiri.
 

Haruskah saya khawatir?

Dibandingkan dengan penyakit kronis lainnya, tahukah Anda bahwa sebetulnya penyakit osteoporosis memiliki rerata lama hari rawat inap yang lebih lama? Penelitian menemukan bahwa rerata lama hari rawat inap karena penyakit osteoporosis lebih lama dari penyakit diabetes, infark jantung dan kanker payudara pada pasien wanita diatas usia 45 tahun, dan kanker prostat pada pria. Resiko gabungan untuk terjadi patah tulang panggul, lengan dan punggung ekuivalen dengan resiko seseorang untuk terkena penyakit jantung.
Patah tulang menyebabkan disabilitas yang sangat signifikan. Nyeri kronis dan kesulitan untuk mobilisasi membuat pasien tidak dapat mandiri dan harus bergantung pada orang lain. Hal ini berujung pada kualitas hidup yang tidak baik. Patah tulang panggul memiliki resiko kematian sekitar 25% pada tahun pertama setelah kejadian, dan resiko ini dapat meningkat sampai 5 tahun pertama. Sekitar 40% pasien tidak mau berjalan tanpa alat bantu, dan sekitar 60% membutuhkan bantuan untuk menjalankan aktivitas sehari-hari. Walaupun wanita lebih rentan terkena osteoporosis dan patah tulang karena penyakit ini, kejadian berujung kematian karena patah lebih banyak ditemukan pada pria. Kebanyakan kasus kematian ini turut disebabkan karena penyakit-penyakit kronis yang telah diderita sebelumnya.
 

Bagaimana kalau saya sudah didiagnosa osteoporosis?

Tulang yang telah hilang tidak dapat tergantikan. Terapi osteoporosis berfokus pada mencegah tulang untuk menjadi semakin keropos. Seperti yang saya sebutkan sebelumnya, proses osteoporosis menjadi lebih cepat ketika menopause, yang dimana hormon estrogen semakin menurun. Terapi yang paling sering diberikan oleh dokter orthopaedi Anda adalah bisfosfonat. Terapi ini tersedia dalam berbagai macam sediaan dan waktu yang bervariasi baik harian, mingguan, bulanan, bahkan tahunan.
Pilihan terapi lain berupa pergantian estrogen dapat menjadi salah satu pilihan. Hormon estrogen juga dapat bermanfaat untuk mencegah penyakit jantung, meningkatkan fungsi kognitif, dan meningkatkan fungsi berkemih. Akan tetapi, terapi ini juga meningkatkan resiko kanker payudara. Pilihan terapi lain adalah kalsitonin yang dapat menurunkan laju keropos dan meningkatkan massa tulang, atau SERMs (selective estrogen receptor modulators) yang dapat meningkatkan massa tulang sekaligus menurunkan resiko kanker payudara.


Sumber :
dr. Aldo Fransiskus Marsetio, SpOT
RS Columbia Asia Pulomas



Referensi :