Waspada Hipertensi, Si Penyebab Kematian Diam-Diam

May 17, 2022
Hipertensi tentu sudah tidak asing di telinga kita. Jumlah penderita hipertensi pun sangat tinggi. Berdasarkan laporan The Seventh Report of the Joint National Committee, perkiraan jumlah penderita hipertensi di seluruh dunia mencapai satu miliar individu, dengan sekitar 7,1 juta kematian pertahun yang disebabkan oleh hipertensi. Hipertensi saat ini merupakan penyebab kematian nomer satu pada golongan penyakit tidak menular. Pada tahun 2007, Riset Kesehatan Dasar Indonesia melaporkan penyebab kematian pada semua kelompok umur yang tertinggi adalah stroke disusul dengan hipertensi di peringkat kedua. Di Indonesia sendiri, hipertensi yang tidak terkontrol berperan dalam lebih dari 90% kasus stroke. Berbagai penelitian menunjukkan angka kejadian hipertensi terus meningkat dan cenderung mengenai kelompok usia muda sehingga tidak dapat dipungkiri saat ini hipertensi merupakan masalah kesehatan dalam masyarakat luas.

Mengapa Hipertensi disebut silent killer?
Hipertensi atau tekanan darah tinggi sendiri merupakan suatu kondisi serius yang bila tidak dikendalikan dapat menyebabkan berbagai macam masalah kesehatan yang serius. Tekanan darah normal adalah kurang atau sama dengan 120/80 mmHg. Secara medis, sesorang dinyatakan menderita hipertensi bila dalam dua atau lebih pengukuran tekanan darah didapatkan hasil tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg.  Sedangkan bila didapatkan angka di antara keduanya disebut pre- hipertensi yang memiliki resiko tinggi untuk menderita hipertensi di masa mendatang apabila tidak dilakukan pencegahan sejak dini. Hipertensi disebut silent killer karena peningkatan tekanan darah seringkali tidak menunjukkan gejala sehingga seseorang dapat menderita hipertensi selama bertahun- tahun tanpa disadarinya.  WHO menyatakan bahwa meskipun pengobatan hipertensi telah terbukti mencegah penyakit jantung dan pembuluh darah sehingga memperpanjang dan meningkatkan kualitas hidup, namun hipertensi tetap tidak terkelola dengan baik di negara maju maupun negara berkembang. Sekitar 30% orang dewasa tidak menyadari mereka menderita hipertensi dan lebih dari 40% individu dengan hipertensi tidak menerima pengobatan. Selain itu, dua dari tiga penderita hipertensi, tekanan darahnya tidak dapat dikendalikan hingga normal.

Proses terjadinya hipertensi
Pada beberapa kasus, hipertensi dapat disebabkan oleh penyakit yang melandasinya seperti gangguan ginjal, gangguan hormonal, gangguan saraf, obat- obatan, ataupun kehamilan. Tetapi lebih dari 90% kasus hipertensi termasuk sebagai hipertensi primer atau esensial, yang tidak diketahui penyebabnya. Hipertensi dipengaruhi oleh banyak faktor baik faktor genetik, usia, obesitas, diabetes mellitus, peningkatan kadar kolesterol, inaktifitas fisik, merokok, diet tinggi garam, dan menopause. Konsumsi obat- obat tertentu seperti steroid, obat anti nyeri, pil diet, dan anti depresan juga berperan dalam proses terjadinya hipertensi.
Lalu, apa yang ditakuti dari hipertensi sehingga kita harus mengontrolnya seumur hidup? Sebenarnya yang lebih membahayakan adalah komplikasi akibat hipertensi itu sendiri. Hipertensi menyerang 5 organ utama yaitu jantung (pembesaran jantung kiri, penyakit jantung koroner, gagal jantung), otak (stroke), pembuluh darah, ginjal (penyakit ginjal kronis dan gagal ginjal), dan mata (retinopati yang menyebabkan penglihatan kabur). Dalam menangani hipertensi, gaya hidup dan pola makan yang sehat sangat dibutuhkan. Penurunan berat badan terbukti dapat mencegah dan mengurangi tekanan darah yang tinggi. Diet rendah natrium (garam) juga sangat penting. Kandungan natrium tersebut tidak hanya ada dalam garam dapur tetapi juga pada sea salt atau garam laut yang memiliki kandungan natrium yang sama dengan garam biasa, soda kue, pengawet makanan (umumnya makanan kemasan atau kaleng), vetsin (monosodium glutamate), serta makanan asin lain seperti ikan asin, asinan buah, dan telur asin. Disarankan mengkonsumsi garam tidak lebih dari 1 sendok teh per hari.

Sertakan berbagai buah- buahan dan sayuran dalam makanan anda karena mengandung banyak kalium dan serat. Bahan- bahan tersebut memiliki efek berlawanan dengan natrium sehingga dapat membantu mengurangi tekanan darah tinggi. Pastikan  untuk menyertakan 3-4 macam buah- buahan dan sayuran dalam sehari. Kurangi makanan berminyak dan makanan tinggi kolesterol seperti telur puyuh dan jerohan. Selain itu, gandum dan biji- bijian sangat baik karena serat, vitamin, dan mineral yang terkandung di dalamnya dapat membantu memecah kolesterol dalam pembuluh darah. Selain dengan pola makan yang baik, kita juga harus melakukan aktifitas fisik teratur seperti berenang, senam, bersepeda, atau berjalan cepat minimal 30 menit per hari. Berhenti merokok dan mengkonsumsi minuman beralkohol juga sangat dianjurkan. Apabila dengan modifikasi gaya hidup masih didapatkan hipertensi, maka segera ke dokter untuk mendapatkan terapi yang sesuai dengan keadaan tubuh anda.
 
Telah direview oleh Dr. Aldrich Kurniawan Liemarto, Sp.PD
RS.Columbia Asia Semarang