Arthroscopy: Operasi Minimal Invasif untuk Mengatasi Permasalahan Sendi

January 21, 2022
Arthroscopy adalah prosedur bedah yang dilakukan oleh dokter Orthopaedi untuk tatalaksana permasalahan dan penyakit pada sendi tubuh. Prosedur ini termasuk dalam prosedur minimal invasif, yang kerap dikenal sebagai keyhole surgery, atau yang orang awam sering menyebutnya sebagai ‘diteropong’. Operasi ini disebut demikian oleh karena luka kulit yang dibuat pada saat operasi tersebut sangatlah kecil, sekitar 0,5 cm, hanya seperti lubang kunci saja. Oleh karena luka sayat yang sangat kecil, maka prosedur Arthroscopy membawa manfaat seperti resiko infeksi yang lebih rendah, nyeri pasca operasi yang lebih ringan, pemulihan yang lebih cepat, dapat kembali ke aktivitas normal lebih cepat, lama rawat inap yang lebih singkat.
          

Apa saja indikasi bedah Arthroscopy?

Tindakan bedah arthroscopy dapat dilakukan hampir pada semua sendi tubuh. Paling sering dilakukan pada sendi lutut dan bahu, namun juga dapat dilakukan pada sendi siku, pergelangan tangan, pinggul dan bahkan pergelangan kaki. Penyakit yang dapat ditangani dengan bedah Arthroscopy cukup beragam. Jika Anda mengalami nyeri pada sendi, bengkak pada sendi, kekakuan, dan dari pemeriksaan radiologi (xray, CT scan, atau MRI) tidak menunjukkan hasil yang bermakna, mungkin dokter akan menyarankan prosedur ini. Hal ini karena dengan Arthroscopy memungkinan seorang dokter untuk melihat langsung sendiri kondisi penyakit/patologi yang terjadi di sendi, yang dimana mungkin tidak terdeteksi atau terlewatkan oleh pemeriksaan radiologi.

Bedah Arthroscopy kerap digunakan pada kasus cidera olahraga. Misalnya pada putusnya ligamen, robekan bantalan sendi, cidera tulang rawan, robekan otot, hingga cidera tulang. Pada kasus lain, Arthroscopy digunakan untuk menangani kasus seperti pengapuran sendi (osteoarthritis), inflamasi, frozen shoulder, penjepitan (impingement), serpihan tulang (loose body), dan banyak lainnya.

Bagaimana saya mempersiapkan diri untuk operasi ini?

Sebelum operasi, dokter akan memeriksan kondisi sendi anda, dan kemudian akan meminta sejumlah pemeriksaan penunjang pendukung diagnosa penyakit dan rencana tatalaksana, antara lain seperti xray, MRI, lab darah. Sebelum operasi, dokter mungkin akan menyarankan Anda untuk mencoba tatalaksana konservatif dulu seperti obat-obatan, mengurangi berat badan, olahraga, dan fisioterapi. Setelah memutuskan perlu untuk melakukan prosedur bedah Arthroscopy, maka proses pemeriksaan kesehatan dan toleransi operasi akan dijalankan sesuai dengan riwayat penyakit Anda.

Arthroscopy termasuk prosedur yang aman dan sangat jarang terjadi komplikasi. Resiko masalah yang mungkin terjadi karena operasi ini antara lain cidera jaringan, cidera syaraf, pendarahan, infeksi, gumpalan darah. Sebelum operasi, Anda mungkin akan perlu menghentikan konsumsi obat rutin tertentu dan puasa beberapa jam sebelum operasi. Pastikan menanyakan kepada dokter Anda terkait persiapan ini.
 

Apa yang terjadi saat operasi?

Tindakan pembiusan akan dilakukan sebelum operasi. Jenis pembiusan tergantung dari lokasi sendi yang akan anda jalani operasi, dan status kesehatan Anda. Konsultasikan jenis pembiusan dengan dokter Anestesi Anda. Pada beberapa prosedur Arthroscopy sendi memerlukan penggunaan turniket, yang berfungsi untuk mengurangi pendarahan dalam sendi pada saat dilakukan tindakan.

Prosedur Arthroscopy diawali dengan membuat ‘portal’, yakni luka sayat kulit untuk menjadi tempat memasukkan alat Arthroscopy tersebut ke dalam sendi. Luka tersebut cukup kecil sekitar 0,5 cm saja, karena alat yang digunakan kira-kira hanya sebesar diameter bolpen/pensil. Melalui portal tersebut, akan dimasukkan kamera, pencahayaan, cairan untuk mengisi cairan sendi, dan alat/instrument untuk menarik, mendorong, menggunting, menjahit, dan lain sebagainya. Kondisi didalam sendi akan diamati melalu monitor yang menunjukkan langsung pandangan dari kamera. Jika Anda tidak perlu menjalani pembiusan total, Anda juga turut dapat menonton monitor tersebut dan menyaksikan proses kecanggihan operasi ini.

Pemulihan pasca operasi

Setelah operasi, luka sayatan akan dijahit dan dibalut dengan kassa. Anda akan dipulihkan dari pembiusan. Kompresi dingin/es biasanya akan dilakukan pada area sendi yang dioperasi. Dokter Anda akan menjelaskan temuan pada saat tindakan Arthroscopy, prosedur bedah yang telah dilakukan, serta apa rencana terapi selanjutnya.

Oleh karena tindakan operasi ini adalah minimal invasif, maka biasanya Anda hanya akan menghabiskan waktu rawat inap 1-2 hari saja setelah operasi. Jika tidak ada prosedur khusus, Anda akan dapat melakukan aktivitas sehari-hari kira-kira seminggu setelah operasi, dan dapat kembali bekerja kira-kira sekitar 2 minggu setelah operasi. Alat bantu gerak khusus mungkin akan diperlukan, tergantung dari prosedur bedah yang Anda jalani. Dokter akan menginformasikan Anda terkait gerakan dan latihan yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan setelah operasi.