Mengenal Penyakit Jantung Bawaan Pada Anak

July 22, 2021


   

Penyakit jantung bawaan dapat terjadi pada satu dari seratus kelahiran. Penyakit ini terjadi karena kelainan struktur jantung yang muncul sejak bayi masih dalam kandungan.
Penyakit ini dapat mengganggu kemampuan jantung Si Kecil untuk memompa darah dan penyaluran oksigen ke seluruh tubuh. Kondisi tersebut dapat mengganggu tumbuh kembangnya, bahkan kemungkinan berakibat fatal. Meski belum diketahui penyebabnya secara pasti, namun ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko penyakit jantung bawaan pada anak.
Sebagian besar penyakit jantung bawaan berkaitan dengan masalah yang terjadi pada kehamilan, di awal perkembangan jantung anak. Ada beragam faktor risiko yang dapat memicu penyakit jantung bawaan, di antaranya:
  • Terkena infeksi virus rubella saat hamil
  • Mengkonsusi obat-obatan tanpa instruksi jelas dari dokter
  • Diabetes
  • Minum alkohol dan merokok selama kehamilan.
  • Keturunan
Gejala Penyakit Jantung Bawaan
Gejala penyakit jantung bawaan bisa dikenali ketika dokter mendengarkan suara tidak normal dari jantung yang disebut dengan bising jantung. Orangtua harus lebih sigap dan waspada jika menemukan beberapa gejala seperti:
  • Anak sulit bernapas atau justru bernapas dengan cepat.
  • Bibir, lidah, dan kuku berwarna kebiruan (sianosis).
  • Berkeringat secara berlebihan, terutama ketika makan.
  • Susah makan atau nafsu makan berkurang.
  • Penurunan berat badan, atau berat badan sulit bertambah.
  • Denyut nadi melemah.
Penyakit ini dapat dicegah apabila Moms melakukan prenatal dengan baik, seperti :
  • Menjalani pemeriksaan darah sebelum mengupayakan kehamilan. Hal ini bermanfaat untuk mendeteksi berbagai penyakit yang mungkin mengganggu kehamilan, misalnya pemeriksaan TORCH. Dengan begitu, dokter bisa melakukan langkah-langkah terbaik guna mengatasi atau mencegah penyakit-penyakit tersebut.
  • Menghindari asap rokok, penggunaan obat-obatan terlarang, maupun minuman beralkohol selama kehamilan.
  • Konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu sebelum mengonsumsi obat-obatan apapun untuk menghindari efek samping yang berbahaya.
  • Ibu hamil yang memiliki diabetes harus berusaha untuk mengendalikan kadar gula darah agar senantiasa dalam batas
Jika ibu hamil berusia 35 tahun atau mengalami kehamilan risiko tinggi karena kondisi medis seperti tekanan darah tinggi atau diabetes, sebaiknya lebih sering melakukan pemeriksaan prenatal di dokter kandungan.