Yuk Kenali Gejala, Penyebab dan Cara Mengobati Batu Kandung Kemih

October 07, 2019


Sahabat #RSColumbiaAsia mungkin sering mengeluhkan rasa nyeri saat berkemih. Oleh sebab itu, Anda pasti berpikir bahwa rasa nyeri tersebut identik dengan infeksi saluran kencing saja, atau bahkan penyakit kotor seperti infeksi kelamin. Namun bukan hanya itu saja, ternyata rasa nyeri yang Anda alami bisa jadi diagnosa batu di kandung kemih. Beberapa orang bahkan baru menyadari adanya batu di kandung kemihnya setelah mengeluarkan batu itu saat berkemih dengan nyeri yang luar biasa.
Batu kandung kemih atau bladder calculi adalah batu yang terbentuk dari endapan mineral yang ada di dalam kandung kemih. Ukuran batu kandung kemih sangat bervariasi dan semua orang punya risiko untuk menderita kondisi ini. Jika batu dalam kandung kemih berukuran besar, biasanya penderita memerlukan bantuan dokter untuk mengeluarkan batu kandung kemih dari tubuh. Namun, jika batu tersebut berukuran kecil, batu tersebut dapat keluar dengan sendirinya bersama urine. Bagi laki-laki lanjut usia lebih sering mengalaminya, terutama mereka yang menderita pembesaran prostat bahkan saluran urine bisa tersumbat oleh batu kandung kemih. Terhalangnya saluran urine tersebut bisa menyebabkan penderita merasakan nyeri saat berkemih, kesulitan berkemih, atau tidak bisa berkemih sama sekali.
 
Apakah ini penyakit langka?
Kasus batu kandung kemih pada orang dewasa di negara barat sekitar 5% dan terutama diderita oleh pria, sedangkan pada anak-anak insidensinya sekitar 2-3%. Di Indonesia diperkirakan insidensinya lebih tinggi dikarenakan adanya beberapa daerah stone belt dan masih banyaknya kasus batu endemik yang disebabkan diet rendah protein, tinggi karbohidrat dan dehidrasi kronik. Pada umumnya komposisi batu kandung kemih terdiri dari : batu infeksi(struvit), ammonium asam urat dan kalsium oksalat.
 
Mengapa bisa terbentuk batu di kandung kemih?
Ketidakmampuan untuk membuang seluruh urine dari dalam kandung kemih seperti sudah dijabarkan di atas menjadi penyebab utama terbentuknya batu kandung kemih. Mineral dalam sisa urine di kandung kemih akan mengendap dan kemudian mengeras serta mengkristal menjadi batu. Ada beberapa kondisi yang dapat memicu terbentuknya batu kandung kemih. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang berisiko terkena batu kandung kemih, yaitu:
  • Gangguan persarafan(neurogenic bladder). Diabetes, cedera tulang belakang, stroke adalah beberapa kondisi medis yang dapat merusak saraf yang mengontrol kandung kemih. Kerusakan saraf ini dapat menyebabkan pengendapan urine dan memicu terbentuknya batu kandung kemih.
  • Terhalangnya saluran keluar kemih. Kondisi apa pun yang menghalangi aliran urine (air kencing) untuk keluar dari tubuh sehingga terjadi pendendapan urine, bisa menyebabkan terbentuknya batu dalam kandung kemih. Contohnya : perbesaran kelenjar prostat yang mengakibatkan seseorang cenderung aliran urinenya tertahan di kandung kemih lebih lama
  • Peradangan. Peradangan pada kandung kemih bisa disebabkan oleh infeksi kandung kemih atau terapi radiasi di area panggul.
  • Pembesaran prostat.  Kelenjar prostat pada kebanyakan pria berusia di atas 50 tahun akan membesar dan menekan saluran kemih, serta menghalangi aliran normal urine dari kandung kemih.
  • Sistokel. Ini terjadi apabila jaringan penyokong antara kandung kemih dan vagina melemah, sehingga sebagian kandung kemih turun dan menonjol ke arah vagina. Kondisi ini akan menjebak aliran urine, sehingga urine mengendap dan membentuk batu kandung kemih.
  • Alat-alat medis. Peralatan medis, seperti misalnya kateter, bisa menjadi penyebab terbentuknya batu kandung kemih. Mineral dalam urine sering mengkristal di permukaan alat-alat medis tersebut.
  • Diet. Risiko terbentuknya batu kandung kemih akan lebih tinggi ketika diet tinggi purin (pencetus asam urat), kalsium oksalat,. Kurang minum air juga bisa meningkatkan risiko terbentuknya batu kandung kemih.
  • Batu ginjal. Karena proses pembentukannya yang berbeda, batu ginjal tidak sama dengan batu kandung kemih. Tapi, biasanya batu ginjal yang berukuran kecil bisa masuk ke dalam kandung kemih dan menjadi batu kandung kemih. Orang yang memiliki riwayat keluarga batu ginjal akan lebih mudah memiliki sakit ini.
  • Divertikel kandung kemih, yaitu terbentuknya kantong pada dinding kandung kemih. Kondisi ini bisa sudah ada sejak lahir, dan bisa juga terbentuk akibat infeksi kandung kemih atau pembesaran prostat. Divertikel dapat menyebabkan gangguan pengosongan kandung kemih, sehingga berisiko terkena batu kandung kemih akibat endapat urine.
  • Operasi pembesaran kandung kemih. Pasien yang menjalani operasi pembesaran kandung kemih memiliki risiko mengalami batu kandung kemih.
 
Bagaimana Gejala Batu Kandung Kemih?
Gejala batu kandung kemih dapat dirasakan oleh kebanyakan penderitanya ketika batu tersebut menyumbat saluran urine atau melukai dinding kandung kemih. Beberapa gejala tersebut, diantaranya adalah:
  • Rasanya nyeri saat buang air kecil.
  • Darah dalam urine.
  • Urine terlihat lebih pekat dan gelap.
  • Kesulitan buang air.
  • Buang air kecil tidak lancar atau tersendat-sendat
  • Perut bagian bawah terasa nyeri.
  • Penis terasa tidak nyaman atau sakit.
 
Bagaimana Cara Mendiagnosis Batu Kandung Kemih
Ada beberapa pemeriksaan yang biasanya dilakukan dokter untuk menentukan apakah seseorang memiliki batu kandung kemih atau tidak, yaitu:
  • Foto  Rontgen. Menggunakan bantuan sinar-X untuk memeriksa kandung kemih memang bisa mendeteksi batu kandung kemih, namun beberapa tipe batu tidak dapat dideteksi oleh metode ini. Foto rontgen juga bisa dikombinasikan dengan pemeriksaan pyelogram intravena, yang menggunakan suntikan senyawa kontras ke pembuluh darah. Zat kontras akan mengalir ke ginjal, ureter, serta kandung kemih. Zat ini memberi warna pada saluran urine agar bisa terlihat jelas saat dilakukannya pemindaian dengan foto Rontgen.
  • Analisis urine. Dokter akan meneliti sampel cairan urine pasien untuk mengetahui jumlah kandungan darah, bakteri, dan mineral yang mengkristal. Pemeriksaan urine juga dapat membantu mendeteksi infeksi saluran kemih yang bisa menjadi penyebab batu kandung kemih.
  • USG. Pemeriksaan dengan memanfaatkan gelombang suara ultrasonik ini juga bisa membantu dokter mengetahui posisi batu kandung kemih.
  • CT scan. Ini dianggap sebagai pemeriksaan paling akurat dan sensitif untuk mendeteksi batu kandung kemih. CT scan bisa mendeteksi berbagai jenis batu kandung kemih dengan ukuran kecil sekali pun.
 
Pengobatan Batu Kandung Kemih
Jika batu yang ada di dalam kandung kemih pasien berukuran cukup kecil, mungkin dokter akan menyarankan untuk banyak minum air putih, paling tidak 1,2 liter per hari. Tujuannya adalah agar batu kandung kemih tersebut ikut terbawa keluar oleh urine. Namun, jika ukurannya cukup besar, ada beberapa tindakan medis yang bisa dilakukan untuk mengeluarkan batu kandung kemih dari tubuh.
Beberapa tindakan medis yang bisa dilakukan dokter untuk mengangkat batu kandung kemih adalah:
  • Vesicolithotripsy. Dokter akan menghancurkan batu di dalam kandung kemih hingga menjadi kepingan kecil dengan laser, gelombang suara ultrasonik, atau alat mekanis khusus. Meski cukup efektif, pasien memiliki risiko untuk terkena infeksi dan cedera pada kandung kemih setelah menjalani prosedur ini dan prosedur ini hanya untuk batu yang berukuran kecil.
  • Pembesaran Sectio Alta. Prosedur ini dilakukan jika ukuran batu kandung kemih terlalu besar dan terlalu keras untuk dikeluarkan dengan cara cystolitholapax. Pasien bedah batu kandung kemih memiliki risiko untuk terkena infeksi kandung kemih dan uretra. Umumnya, dokter akan memberikan antibiotik jika hal tersebut terjadi.
 
Lalu Bagaimana Cara Mencegahnya?
Batu saluran kemih dapat dicegah dengan banyak minum air putih (2 L perhari), dengan demikian air seni yang dihasilkan berada dalam kadar undersaturated sehingga semua kadar zat pembentuk batu dapat larut dan dikeluarkan melalui urin. Selain itu juga menghindari konsumsi makanan yang banyak mengandung purin, kalsium dan oksalat. Adapun mengkonsumsi sitrat yang banyak terkandung dalam air jeruk nipis terbukti juga dapat mencegah terbentuknya batu saluran kemih. Dan yang terakhir aktivitas olahraga yang teraturjuga mendukung mencegah terbentuknya batu saluran kemih.
 
Sahabat #RSColumbiaAsia tidak perlu khawatir lagi jika menderita gejala-gelaja penyakit ini. Yuk segera konsultasikan kesehatan Anda ke dokter spesialis urologi di RS Columbia Asia.
 
 
Sumber:
Dr. dr Eriawan Agung Nugroho, SpU
Spesialis urologi
RS Columbia Asia Semarang.